Kamis, 25 Oktober 2012

Proposal Tesis knowledge Management


PROPOSAL

PENULISAN TUGAS AKHIR

LEARNING ORGANIZATION KNOWLEDGE MANAGEMENT

 

 

MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR MELALUI PROGRAM MICRO TEACHING DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

 

Disusun Oleh :

HETI

 

PROGRAM MME - 49

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

2012

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.
LATAR BELAKANG PENULISAN

 

Organisasi pembelajar adalah organisasi yang mampu mengubah pengetahuan /informasi menjadi suatu pengetahuan atau pandangan yang baru. Hal yang utama dalam organisasi pembelajar adalah menciptakan budaya belajar di lingkungan organisasi. Untuk itu diperlukan kesungguhan dan kemauan dari individu yang berada di lingkungan organisasi tersebut untuk terus menerus mengembangkan dirinya dan belajar dengan berbagai cara. Dalam proses belajar, maka akan terjadi alih pengetahuan (sharing knowledge) dari tiap invidivu. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki oleh satu individu akan menjadi pengetahuan organisasi tempat individu bekerja.
Sekolah Santa Ursula BSD menyadari pentingnya sharing pengetahuan antar guru guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sharing pengetahuan dilakukan dalam bentuk melakukan Micro teaching dikalangan guru-guru. Micro teaching dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan multimedia sebagai sarananya. Micro teaching dilakukan oleh seorang guru sebelum dia mengajar di kelas sebenarnya dihadapan rekan guru yang lain.
Tujuan utama Micro teaching adalah agar guru memiliki kreativitas dalam mengajar dengan mengadakan proses pembelajaran dihadapan rekan guru lain. Setelah melakukan micro teaching, gutu tersebut akan mendapat umpan balik dari rekannya guna perbaikan proses pembelajaran sebenarnya di kelas. Micro teaching yang dilakukan guru Santa Ursula BSD memanfaatkan meultimedia sebagai sarananya. Hal ini terkait dengan era globalisasi saat ini, dimana batas antar negara semakin samar karena kemajuan teknologi informasi. Guru dituntut untuk menguasai kemajuan teknologi tersebut agar mampu menyajikan pembelajaran yg menarik. Untuk itu, diperlukan kreativitas guru dalam mengemas materi pelajaran dengan menggunakan kemajuan teknologi agar pesan yang ingin disampaikan mengena pada siswa. Diharapkan dari kegiatan Micro teaching, guru dapat menciptakan inovasi dalam pembelajaran untuk mencapai Organisasi Pembelajar

 

 

1.2.
TUJUAN PENULISAN

 

            Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas Guru dalam mengajar melalui program Micro teaching dengan menggunakan multimedia.

 

 

1.3.
RUANG LINGKUP PENULISAN

 

Ruang lingkup penulisan Tugas Akhir ini mengambil obyek Sekolah Santa Ursula BSD. Penelitian juga dibatasi hanya pada para guru yang mengajar di Sekolah Santa Ursula BSD.

 

1.4.
MANFAAT PENULISAN

 

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Tugas Akhir adalah :

1.    Bagi Sekolah

§  Teridentifikasinya faktor-faktor yang dapat meningkatkan  kreativitas guru dalam proses pembelajaran di kelas melalui  program Micro teaching dengan menggunakan multimedia

2.    Bagi Guru

·         Mampu meningkatkan kreativitas dalam mengajar dengan menggunakan multimedia melalui program Micro teaching.

·         Menambah wawasan bagi guru yang akan meneliti hal yang sejenis di kelas lainnya atau di sekolah.

 

 

 

1.5.
Metode Pengumpulan Data

 

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.        Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari penelitian di lapangan, dilakukan dengan metode :

Ø  Wawancara terhadap 70 orang guru Santa Ursula BSD. Isi wawancara berupa pendapat guru mengenai pengertian kreativitas, bagaimana cara meningkatkan kreativitas guru, factor pendorong dan penghambat kreativitas.

Ø  Triangulasi dengan mengambil data dari hasil polling siswa dan hasil supervise kepala sekolah terhadap metode Micro teaching dalam pembelajaran di kelas.

Ø  Observasi langsung  saat guru melakukan  Micro teaching.

 

2.        Data Sekunder,  didapat dari dokumen sekolah yang terdiri dari visi, misi, tujuan, budaya, dan strategi yang diterapkan sekolah, struktur organisasi, uraian pekerjaan serta data internal objek penelitian, literatur, dan buku-buku yang menunjang objek penelitian.

1.6.
SISTEMATIKA PENULISAN

 

Dalam rangka memberi gambaran singkat isi tulisan ini, berikut sistematika penulisan tugas akhir  ini:

BAB I   :           PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II  :           LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan pengertian dan  kegunaan manfaat penerapan program Micro teaching dengan menggunakan multimedia berdasarkan literatur yang ada.

BAB III :           GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan dan bagian Inti Estate yang menjadi fokus penelitian ini.

BAB IV :          ANALISIS URAIAN KEGIATAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI  FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI PROGRAM MICRO TEACHING  DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA.

 

Bab ini berisi proses analisis uraian kegiatan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar di sekolah santa Ursula BSD.

 

            BAB V :           PERANCANGAN MODEL PROGRAM MICRO TEACHING SEKOLAH SANTA URSULA BSD

Pada Bab ini dijelaskan proses perancangan model program micro teaching yang sesuai dan metode evaluasi yang dapat digunakan oleh Sekolah santa Ursula BSD.

BAB VI :          PERANCANGAN PEDOMAN  IMPLEMENTASI PROGRAM MICRO TEACHING SEKOLAH SANTA URSULA BSD

Pada bab ini dijelaskan pedoman implementasi program micro teaching bagi sekolah yang di dalamnya mencakup langkah-langkah dan kondisi yang dibutuhkan untuk melaksanakan program tersebut.

BABVII :          KESIMPULAN DAN SARAN                                                            

Pada Bab ini dijelaskan tentang hasil dari penelitian ini dan saran-saran untuk Sekolah santa Ursula BSD berkaitan  dengan program micro teaching dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1
Individual Leraning

 

 

Menurut Kim (1990) individual learning adalah proses mendapatkan pengetahuan untuk mengetahui bagaimana caranya memproduksi suatu tindakan dan mengetahui mengapa demikian untuk menghasilkan kemampuan mengartikulasi, memahami, konseptual dari suatu pengalaman. Pembelajaran individu dimulai bila seseorang merasa membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh sebab itu akses pada pengetahuan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran individu. Pembelajaran individu akan terjadi bila pembelajar memiliki kemampuan belajar atau daya serap yang tinggi.

Definisi ini meliputi dua hal :

a.    proses mendapatkan pengetahuan untuk ‘mengetahui bagaimana caranya’ yang akan mendasari kemampuan fisik untuk memproduksi suatu tindakan

b.    proses mendapatkan pengetahuan untuk ‘mengetahui mengapa demikian’ yang menghasilkan kemampuan untuk mengartikulasikan pemahaman konseptual dari suatu pengalaman

Kedua komponen ini merupakan kesatuan yang penting dari apa yang dipelajari dan bagaimana manusia memahami dan menerapkan apa yang dipelajarinya.
Pembelajaran organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :


 

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu siklus. Siklus belajar individu pada versi Kofman, terdiri dari kegiatan observe – assess – design – implement (OADI).  Para observe-assess-desain-mengimplementasikan (OADI) siklus mempertahankan fitur menonjol dari versi yang disebutkan di atas, tetapi istilah ini memiliki koneksi lebih jelas untuk kegiatan yang dilakukan dalam konteks organisasi. Dalam siklus OADI, orang mengalami peristiwa konkret dan secara aktif mengamati apa yang terjadi. Mereka menilai (secara sadar atau tidak sadar) pengalaman mereka dengan merefleksikan pengamatan mereka dan kemudian merancang atau membangun sebuah konsep abstrak yang tampaknya menjadi respon yang tepat untuk penilaian. Mereka menguji desain dengan menerapkan dalam dunia nyata, yang mengarah ke pengalaman baru, dimulai siklus lain.

 


 

2.2
Learning Organization

 

Learning Organization atau yang dapat kita artikan sebagai Organisasi Pembelajar menurut Peter Senge (1990) adalah suatu disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan “Disiplin Kelima” sebagai berikut:

1. Berpikir system : Suatu kerangka kerja yang sistematis dan menyeluruh yang menjadi pola hidup individu dan organisasi dalam berpikir dan bertindak sehingga organisasi dapat belajar secara efisien dan produktif. Berfikir system dapat membangun kemampuan untuk melihat keterkaitan daripada hubungan sebab akibat yang linear.

2. Keahlian pribadi :  Setiap orang dalam organisasi memiliki pemahaman dan pendalaman pandangan pribadi, serta peluang mengaktualisasikan potensi bagi keberhasilan individual dan organisasional. Keahlian pribadi akan membangun kemampuan seseorang untuk melihat kenyataan apa adanya secara jujur dan terbuka.
3.Model mental : Cara berpikir, paradigma atau menyikapi dan menginterpretasikan suatu fenomena yang mempengaruhi seseorang dalam memahami lingkungan sekitarnya. Mental model ini mampu membangun kemampuan dan membandingkan antara kenyataan atua visi personal dengan persepsi dan menggabungkan keduanya.
4. Visi bersama : Suatu keinginan bersama dengan tekad dan komitmen untuk menyatukan setiap arah dan gerak seluruh anggota organisasi. Visi bersama ini akan membangun kemampuan tiap individu dan kelompok dalam suatu organisasi untuk mengembangkan cita-cita bersama yang ingin dicapai.
5. Pembelajaran tim : Proses belajar bersama dalam tim yang sinergi yang dimulai dengan dialog dan dilanjutkan dengan saling membelajarkan dan memberdayakan.
Berikut adalah bagan Organisasi Pembelajar :


Leaning Organisation adalah proses pembelajaran dari sekumpulan individu untuk mengakses pada informasi dan pengetahuan, motivasi dan imbalan, misalnya : merupakan hal yang dapat meningkatkan kompleksitas pembelajaran organisasi. Mengapa demikian, karena tindakan yang dilakukan seorang individu didasari oleh keyakinan individu tersebut sehingga menyebabkan organisasi bertindak dan akan menghasilkan tanggapan dari lingkungan. Tanggapan dari lingkungan ini kemudian mempengaruhi keyakinan individu tersebut. Siklus ini akan terus berulang dan inilah rangkaian proses pembelajaran organisasi.

 

Gambar : Model of Organizational Learning

 

                                                Role Constrained

                                                         Learning

Individual       Beliefs

Individual        Action
                                                              ( 1 )


 

 

 


Audience                                                                                                  Learning

Learning         ( 2 )                                                                          ( 4 )       Under

                                                                                                                 Ambiguity

Organizational Action
 

Organizational Action
 
 


 

 

 


                                                                 ( 3 )

                                                            Superstitious

                                                            Learning

 

Source : Modified from JG March and JP Olsen. (1975)

 

Menurut gambar diatas dapat disimpulkan bahwa bila tanggapan lingkungan organisasi bersifat statis dan tidak berubah, maka keyakinan individu pun akan tetap, demikian pula tindakannya, dan tindakan organisasi. Namun bila ada perubahan tanggapan ataupun reaksi lingkungan, belum tentu juga keyakinan individu akan langsung berubah. Ada individu yang membutuhkan waktu lama untuk memahami reaksi lingkungan atas tindakannya atau tidak mau tahu atas reaksi lingkungan, maka organisasinyapun terlihat statis saja. Ada juga individu yang langsung berubah keyakinannya, kemudian tindakanannya, sehingga memicu tindakan organisasi dan akhirnya reaksi lingkungan.

 

 

2.3
Pengertian Kreatif/ Kreativitas

 

Beberapa tokoh mencoba untuk menjabarkan pengertian kreativitas. Santrock (2002, dalam Sujiono & Sujiono, 2010:38) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Menurut Ensiklopedi Umum untuk Pelajar (Syukur, et.al, 2005), kreativitas merupakan proses mental yang menghasilkan suatu jalan keluar serta gagasan yang orisinil atau unik dan bermanfaat.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan solusi atau cara-cara baru yang unik dan bermanfaat untuk menghadapi suatu masalah. Kreativitas bukan hanya berarti memunculkan gagasan yang baru, namun dapat juga hubungan yang baru antara gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya (Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas).

Mayesty (1990, dalam Sujiono & Sujiono, 2010:38) mengatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original serta bernilai / berguna bagi orang tersebut dan orang lain. Lebih lanjut lagi, Robert E. Franken mengatakan bahwa: “Creativity is defined as the tendency to generate or recognize ideas, alternatives, or possibilities that may be useful in solving problems, communicating with others, and entertaining ourselves and others.”  (http://www.csun.edu/~vcpsy00h/creativity/define.htm)

Dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh tokoh-tokoh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan cara atau ide baru yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, namun juga bagi orang lain.

 

2.4
Micro Teaching

 

Pengertian Micro teaching adalah pembelajaran dengan teman sebaya atau dapat dikatakan sebagai pengajaran sebaya. Pengajaran sebaya adalah sistem pengajaran yang dilakukan guru satu sama lain dengan saling membantu dalam belajar dan mengajar. Pengajaran sebaya dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti satu orang satu tutor (guru yang lebih berpengalaman),

Dalam pembelajaran jumlah peserta dalam kelompok dibatasi antara 5 sampai 15 orang, ruang kelasnya kira-kira setengah dari ukuran kelas biasa. Pelaksanaan pembelajarannya dibatasi antara 10 sampai 15 menit, ditambah dengan evaluasi sekitar 5 menit per orang. Materinya dibatasi dengan beberapa sub topik bahasan yang disederhanakan. Untuk membedakannya dengan praktek mengajar disekolah/madrasah, maka kuliah Micro Teaching disebut dengan istilah praktek mengajar dalam kelas. http://www.scribd.com/doc/44144398/Pengertian-Micro-Teaching)

 

 

2.5
Multimedia dalam Pembelajaran

 

Manfaat  dalam menggunakan multimedia sebagai alat pembeljaranan adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran,yaitu:
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri,elektrondll.

1.    Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah,sepertigajah,rumah,gunung,dll.

2.    Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, dll.

3.    Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.

4.    Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau,racun,dll.

5.    Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.


 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

 

 

3.1
KERANGKA ANALISIS dan PEMBAHASAN

 

3..1.  KERANGKA ANALISIS

Framework

 

Problem Identification & Current System Analysis

Action

Evaluation

Common Problem

Current System Analysis
SWOT
 

PLAN
Program & Task
 

Sample Post Condition Analysis
 

Strategy
 

Reflection

Re-action

 
 


 

 

 

 

 

 

 

 


3.2
Pembahasan

 

Sekolah Santa Ursula BSD mempunyai visi, “ Manusia Utuh, Cerdas, dan Melayani”. Visi tersebut, diwujudkan melalui misi, yaitu :

1.        Menyelenggarakan dan memberikan pelayanan pendidikan formal : Taman Bermain (TB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.        Mendampingi peserta didik sebagai pribadi unik untuk secara optimal mencapai perkembangan mereka melalui pembinaan nilai religius, bimbingan, dan pelatihan.

3.        Mengembangkan guru dan staf secara profesional dan terbuka dalam tugas masing-masing.

4.        Membangun suasana dialogis antar anggota komunitas, sekolah dan masyarakat sekitar.

Dalam periode tahun 2011 – 2015, Yayasan Sancta Ursula BSD memiliki tujuan :

1.      Meningkatkan Kompetensi Siswa

2.      Meningkatkan profesionalitas guru dan staf.

3.      Meningkatkan Kepuasan Siswa dan Orangtua

 

Salah satu rencana stategis yang akan dilakukan Sekolah Santa Ursula BSD dalam 5 tahun kedepan dengan menekankan pengembangan kompetensi guru. Pengembangan kompetensi guru melalui program Micro teaching.

1.                             Proses Akuisisi Pengetahuan

Sekolah Santa Ursula BSD merencanakan program peningkatan professional guru melalui program Micro teaching dengan memanfaatkan multimedia sebagai sarananya. Sejalan dengan visi Sekolah Santa Ursula BSD yaitu manusia utuh, cerdas dan melayani. Visi bersama ini akan membangun kemampuan tiap individu dan kelompok dalam suatu organisasi untuk mengembangkan cita-cita bersama yang ingin dicapai.

Program ini telah terjadwal pelaksanaannya selama 1 tahun. Dalam pelaksanaannya, pihak Yayasan bekerjasama dengan pihak luar (tenaga ahli) dari Universitas dan lembaga computer yang menjadi rekanan Sekolah Santa Ursula BSD. Fasilitator tersebut melakukan pelatihan kepada guru-guru tentang pembelajaran menggunakan multimedia dan cara melakukan penilaian guna meingkatkan kompetensi guru dalam pengajaran.

Proses pelaksanaan Micro teaching di Sekolah santa Ursula BSD yaitu dengan membagi guru menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 14 orang guru. Di tiap kelompok terdapat 1 orang guru yang mempraktekkan/simulasi kegiatan pembelajaran seperti di kelas. Guru yang lainnya sebagai peserta didik serta mengadakan pengamatan/penilaian terhadap guru yang sedang praktek mengajar (form penilaian sudah disediakan). Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru yang praktek mengajar mensharekan pengalamannya. Guru yang mengamati/menilai kegiatan pembelajaran memberikan masukan kepada guru yang praktek berupa kelebihan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi dalam proses pembelajaran. Guru yang mengamati/menilai mengadakan observasi ke kelas guru yang praktek untuk melihat realisasi proses pembelajaran yang telah di-micro teaching-kan.

Setelah kegiatan micro teaching tahap I selesai, semua guru mengadakan evaluasi dan menentukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Hasil evaluasi dan program pembelajaran yang telah dibuat didokumentasikan dalam bentuk softcopy

Untuk memperlancar proses akuisisi pengetahuan tersebut, Sekolah Santa Ursula BSD menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut dilakukan. Untuk program Micro teaching, dilakukan di ruang kelas yang dilengkapi dengan rekaman video, layar LCD yang terhubung dengan laptop dan saluran internet. Disamping itu, buku-buku penunjang kegiatan Micro teaching dapat dicari di perpustakaan sekolah.

2.          Proses Distribusi dan Berbagi pengetahuan

Setiap guru harus melakukan kegiatan Micro teaching minimal 2 kali dalam satu tahun pelajaran. Sebelum melakukan micro teaching, guru tersebut mempresentasikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan di kelas dihadapan para guru lain. Dalam kegiatan tersebut terjadi diskusi antar guru menanggapi renana pembelajaran yang akan dilakukan saat micro teaching. Rencana pembelajaran yang akan di micro teaching-kan dilakukan perbaikan berdasarkan masukan dari para guru. Setelah rencana pembelajaran diperbaiki maka guru dapat melakukan micro teaching.

Untuk guru yang baru masuk (yunior) dilakukan proses magang dahulu, yaitu guru tersebut mengikuti dan belajar dari guru senior dalam mengajar. Mereka belum diberikan waktu untuk mengajar sendiri di dalam kelas, melainkan selalu mengamati dan belajar dari guru senior dalam mengajar. Demikian pula dalam kegiatan micro teaching, guru baru tidak melakukan peer teahing, mereka hanya baru mengamati dan belajar kegiatan tersebut. Keahlian pribadi yang dimiliki guru senior akan membangun kemampuan seseorang dalam hal ini guru junior untuk melihat kenyataan apa adanya secara jujur dan terbuka.

 

3.                                 Proses Pengembangan dan Pemanfaatan pengetahuan

Dalam kegiatan Micro teaching, guru bebas menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah untuk mendukung pembelajaran yang akan dilakukannya. Sarana yang terdapat di sekolah Santa Ursula BSD meliputi ruang computer yang dilengkapi laptop, layar LCD, jaringan internet, dan scanner. Disamping itu, di sekolah juga dilengkapi dengan jaringan wifi, perpustakaan yang lengkap, lab bahasa, ruang e-learning, dan lain-lain.

Kegiatan micro teaching selalu diadakan evaluasi secara berkala dan hasilnya diberikan kepada guru yang bersangkutan serta pihak Yayasan. Umpan balik dari evaluasi digunakan oleh guru untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran. Sedangkan hasil evaluasi micro teaching untuk Yayasan digunakan sebagai bahan promosi bagi guru yang memiliki kompetensi baik. Promosi bisa berupa kesempatan untuk mendapatkan beasiswa sekolah yang lebih tinggi atau penghargaan dari pihak sekolah.

            Sekolah Santa Ursula BSD memiliki 4 unit kerja yaitu Taman Bermain dan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Keempat unit tersebut mengirimkan masing-masng 1 orang guru yang akan melakukan penilaian micro teaching yang dilakukan oleh para guru. Bila dalam pelaksanaan program micro teaching mengalami kesulitan baik berupa metode pengajaran yang digunakan maupun multimedia yang diterapkan, maka tim tersebut akan memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

            Guru yang memiliki kreativitas yang tinggi dalam melakukan pembelajaran melalui micro teaching diberi kesempatan untuk mensharekan keberhasilannya kepada semua guru. Hal ini dimaksudkan agar menjadi pemacu semangat guru yang lain untuk terus berkreasi dalam melakukan pembelajaran berbasis multimedia. Peran lingkungan sangat besar dalam merubah perilaku seseorang. Bila tanggapan lingkungan organisasi dalam hal ini pihak Yayasan bersifat statis dan tidak menangapi keberhasilan guru dalam micro teaching, maka keyakinan guru pun akan tetap dan tidak berkreasi dalam pembelajaran. Namun bila ada perubahan tanggapan ataupun reaksi dari sekolah, belum tentu juga keyakinan guru akan langsung berubah. Ada guru yang membutuhkan waktu lama untuk memahami reaksi sekolah dan rekan guru lainnya atas tindakannya atau tidak mau tahu atas reaksi lingkungan, maka lingkungan sekolah terlihat statis saja.

 

4.                                 Proses Pemeliharaan dan Penyimpanan Pengetahuan

Proses pemeliharaan yang dilakukan oleh Sekolah Santa Ursula BSD terhadap hasil pembelajaran melalui micro teaching dilakukan dengan mendokumentasikan hasil tersebut dalam bentuk soft copy, hard copy, dan dipublikasikan di web site sekolah. Namun dalam pengarsipan yang dilakukan masih kurang rapi karena belum dalam bentuk data base.

Selain itu, hasil rekaman micro teaching  dapat dilihat oleh semua guru guna bahan pembelajaran dalam merancang proses pembelajaran yang lebih baik. Dalam proses pemeliharaan dan penyimpanan pengetahuan ini melibatkan kerjasama antar tim yang sinergi yang dimulai dengan dialog dan dilanjutkan dengan saling membelajarkan dan memberdayakan.

 

 

 

 

 

IV. KESIMPULAN

 

Program Micro teaching yang diterapkan oleh Sekolah Santa Ursula BSD dalam usaha untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar dengan menggunakan multimedia merupakan contoh leraning organization.  Karena pengertian Leaning Organisation itu adalah proses pembelajaran dari sekumpulan individu untuk mengakses pada informasi dan pengetahuan, motivasi dan imbalan. Micro teaching dilakukan oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam melakukan pembelajaran di kelas. TIndakan guru yang melakukan micro teaching dalam kelompoknya didasari oleh keyakinan guru tersebut sehingga menyebabkan organisasi dalam hal ini anggota komunitas sekolah lainnya untuk bertindak dan akan menghasilkan tanggapan dari lingkungan. Apakah tanggapan itu bersifat positif maupun negative yang memiliki nilai membangun. Tanggapan dari lingkungan ini kemudian mempengaruhi keyakinan guru tersebut.

Guru yang terlibat dalam micro teaching menyadari dan merasa membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah tersebut adalah merancang program pembelajaran yang kreativ dengan menggunakan multimedia. Akses pada pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran dirinya. Pembelajaran individu akan terjadi bila pembelajar dalam hal ini guru memiliki kemampuan belajar atau daya serap yang tinggi.

Guru tersebut berproses dalam mendapatkan pengetahuan baru dengan memanfaatkan multimedia untuk mengembangkan pembelajaran bagi siswa. Dalam proses tersebut, Ia mengetahui bagaimana cara untuk menggunakan media tersebut dan ini mendasari kemampuan fisiknya untuk melakukan praktek pembelajaran micro teaching.

Namun dalam pelaksanaannya, program ini masih perlu di evaluasi secara kontinyu agar umpan balik untuk peningkatan kreativitas guru terealisir. Kendala lain adalah dalam hal pendokumentasiannya yang masih bersifat umum yiatu dalam bnetuk soft copy, hard copy, dan jurnal dalam web site sekolah. Perlu dilakukan pendokumentasian yang berbasis digital agar dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk guru-guru di Santa Ursula BSD saja melainkan untuk guru-guru seluruh dunia.

 

 

 

 

V.  DAFTAR PUSTAKA

  1. Munir, Ningky, 2008, Knowledge Management Audit, Mitra Kerjaya
  2. Wahyudi, Andreo, 2011, Dinamika Knowing Organization, Yayasam Rabi
  3. Suparno, paul, 2008, Risat Tindakan Untuk Pendidik, Grasindo
  4. (http://www.csun.edu/~vcpsy00h/creativity/define.htm)


 


7.    Modul kuliah Learning Organization Knowledge Management