PROPOSAL
PENULISAN
TUGAS AKHIR
LEARNING ORGANIZATION
KNOWLEDGE MANAGEMENT
MENINGKATKAN
KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR MELALUI PROGRAM MICRO TEACHING DENGAN
MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
Disusun Oleh :
HETI
PROGRAM MME - 49
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
|
LATAR BELAKANG
PENULISAN
|
Organisasi pembelajar adalah organisasi yang mampu
mengubah pengetahuan /informasi menjadi suatu pengetahuan atau pandangan yang
baru. Hal yang utama dalam organisasi pembelajar adalah menciptakan budaya
belajar di lingkungan organisasi. Untuk itu diperlukan kesungguhan dan kemauan
dari individu yang berada di lingkungan organisasi tersebut untuk terus menerus
mengembangkan dirinya dan belajar dengan berbagai cara. Dalam proses belajar,
maka akan terjadi alih pengetahuan (sharing knowledge) dari tiap invidivu.
Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki oleh satu individu akan menjadi
pengetahuan organisasi tempat individu bekerja.
Sekolah Santa Ursula BSD menyadari pentingnya
sharing pengetahuan antar guru guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Sharing pengetahuan dilakukan dalam bentuk melakukan Micro teaching dikalangan
guru-guru. Micro teaching dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas guru
dalam mengembangkan pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan multimedia
sebagai sarananya. Micro teaching dilakukan oleh seorang guru sebelum dia
mengajar di kelas sebenarnya dihadapan rekan guru yang lain.
Tujuan utama Micro teaching adalah agar guru
memiliki kreativitas dalam mengajar dengan mengadakan proses pembelajaran dihadapan
rekan guru lain. Setelah melakukan micro teaching, gutu tersebut akan mendapat
umpan balik dari rekannya guna perbaikan proses pembelajaran sebenarnya di
kelas. Micro teaching yang dilakukan guru Santa Ursula BSD memanfaatkan meultimedia
sebagai sarananya. Hal ini terkait dengan era globalisasi saat ini, dimana batas antar
negara semakin samar karena kemajuan teknologi informasi. Guru dituntut untuk
menguasai kemajuan teknologi tersebut agar mampu menyajikan pembelajaran yg menarik.
Untuk itu, diperlukan kreativitas guru dalam mengemas materi pelajaran dengan
menggunakan kemajuan teknologi agar pesan yang ingin disampaikan mengena pada
siswa. Diharapkan dari kegiatan Micro
teaching, guru dapat menciptakan inovasi dalam pembelajaran untuk mencapai
Organisasi Pembelajar
1.2.
|
TUJUAN
PENULISAN
|
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas Guru
dalam mengajar melalui program Micro teaching dengan menggunakan multimedia.
1.3.
|
RUANG
LINGKUP PENULISAN
|
Ruang lingkup penulisan Tugas Akhir ini
mengambil obyek Sekolah Santa Ursula BSD. Penelitian juga
dibatasi hanya pada para guru yang mengajar di Sekolah Santa Ursula
BSD.
1.4.
|
MANFAAT
PENULISAN
|
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Tugas Akhir adalah :
1.
Bagi Sekolah
§ Teridentifikasinya faktor-faktor yang
dapat meningkatkan kreativitas guru
dalam proses pembelajaran di kelas melalui program Micro teaching dengan menggunakan
multimedia
2.
Bagi Guru
·
Mampu
meningkatkan kreativitas dalam mengajar dengan menggunakan multimedia melalui
program Micro teaching.
·
Menambah
wawasan bagi guru yang akan meneliti hal yang sejenis di kelas lainnya atau di
sekolah.
1.5.
|
Metode Pengumpulan Data
|
Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
Data
Primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari
penelitian di lapangan, dilakukan dengan metode :
Ø Wawancara terhadap 70 orang guru Santa Ursula BSD.
Isi wawancara berupa pendapat guru mengenai pengertian kreativitas, bagaimana
cara meningkatkan kreativitas guru, factor pendorong dan penghambat
kreativitas.
Ø Triangulasi dengan mengambil data dari hasil polling
siswa dan hasil supervise kepala sekolah terhadap metode Micro teaching dalam
pembelajaran di kelas.
Ø Observasi langsung saat guru melakukan Micro teaching.
2.
Data
Sekunder, didapat dari dokumen sekolah
yang terdiri dari visi,
misi, tujuan, budaya, dan
strategi yang diterapkan sekolah, struktur organisasi, uraian pekerjaan serta data internal objek
penelitian, literatur, dan buku-buku yang menunjang objek penelitian.
1.6.
|
SISTEMATIKA PENULISAN
|
Dalam rangka memberi gambaran singkat isi tulisan ini,
berikut sistematika penulisan tugas akhir
ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, tujuan
penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN
TEORI
Pada
bab ini dijelaskan pengertian dan kegunaan
manfaat penerapan program Micro teaching
dengan menggunakan multimedia berdasarkan literatur yang ada.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi
gambaran umum perusahaan dan bagian Inti Estate
yang menjadi fokus penelitian ini.
BAB IV : ANALISIS
URAIAN KEGIATAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI
PROGRAM MICRO TEACHING DENGAN
MENGGUNAKAN MULTIMEDIA.
Bab ini berisi proses analisis uraian kegiatan
untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar di sekolah santa Ursula BSD.
BAB V : PERANCANGAN
MODEL PROGRAM MICRO TEACHING SEKOLAH SANTA URSULA BSD
Pada Bab ini dijelaskan proses perancangan model program micro teaching yang sesuai dan
metode evaluasi yang dapat digunakan oleh Sekolah santa Ursula BSD.
BAB VI : PERANCANGAN PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM MICRO TEACHING SEKOLAH SANTA URSULA BSD
Pada bab ini dijelaskan pedoman implementasi program micro teaching bagi
sekolah yang di dalamnya mencakup langkah-langkah dan kondisi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program
tersebut.
BABVII : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini dijelaskan tentang hasil dari penelitian ini dan saran-saran
untuk Sekolah santa Ursula BSD berkaitan
dengan program micro teaching dengan menggunakan multimedia untuk
meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
|
Individual Leraning
|
Menurut
Kim (1990) individual learning adalah proses mendapatkan pengetahuan untuk
mengetahui bagaimana caranya memproduksi suatu tindakan dan mengetahui mengapa
demikian untuk menghasilkan kemampuan mengartikulasi, memahami, konseptual dari
suatu pengalaman. Pembelajaran individu dimulai bila seseorang merasa
membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh sebab
itu akses pada pengetahuan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran individu.
Pembelajaran individu akan terjadi bila pembelajar memiliki kemampuan belajar
atau daya serap yang tinggi.
Definisi
ini meliputi dua hal :
a. proses
mendapatkan pengetahuan untuk ‘mengetahui bagaimana caranya’ yang akan
mendasari kemampuan fisik untuk memproduksi suatu tindakan
b. proses
mendapatkan pengetahuan untuk ‘mengetahui mengapa demikian’ yang menghasilkan
kemampuan untuk mengartikulasikan pemahaman konseptual dari suatu pengalaman
Kedua komponen ini merupakan kesatuan
yang penting dari apa yang dipelajari dan bagaimana manusia memahami dan
menerapkan apa yang dipelajarinya.
Pembelajaran organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Pembelajaran organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran adalah
suatu siklus. Siklus belajar individu pada
versi Kofman, terdiri dari kegiatan observe – assess –
design – implement (OADI). Para observe-assess-desain-mengimplementasikan (OADI) siklus
mempertahankan fitur menonjol dari versi yang disebutkan di atas, tetapi
istilah ini memiliki koneksi lebih jelas untuk kegiatan yang dilakukan dalam
konteks organisasi. Dalam siklus OADI, orang mengalami peristiwa konkret
dan secara aktif mengamati apa yang terjadi. Mereka menilai (secara sadar
atau tidak sadar) pengalaman mereka dengan merefleksikan pengamatan mereka dan
kemudian merancang atau membangun sebuah konsep abstrak yang tampaknya menjadi
respon yang tepat untuk penilaian. Mereka menguji desain dengan menerapkan
dalam dunia nyata, yang mengarah ke pengalaman baru, dimulai siklus lain.
2.2
|
Learning Organization
|
Learning
Organization atau yang dapat kita artikan sebagai Organisasi Pembelajar menurut
Peter Senge (1990) adalah suatu disiplin untuk mengembangkan potensi
kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan “Disiplin Kelima”
sebagai berikut:
1. Berpikir
system : Suatu kerangka kerja yang
sistematis dan menyeluruh yang menjadi pola hidup individu dan organisasi dalam
berpikir dan bertindak sehingga organisasi dapat belajar secara efisien dan
produktif. Berfikir system dapat membangun kemampuan untuk melihat keterkaitan
daripada hubungan sebab akibat yang linear.
2. Keahlian pribadi : Setiap
orang dalam organisasi memiliki pemahaman dan pendalaman pandangan pribadi,
serta peluang mengaktualisasikan potensi bagi keberhasilan individual dan
organisasional. Keahlian pribadi akan membangun kemampuan seseorang untuk
melihat kenyataan apa adanya secara jujur dan terbuka.
3.Model mental : Cara berpikir, paradigma atau menyikapi dan
menginterpretasikan suatu fenomena yang mempengaruhi seseorang dalam memahami
lingkungan sekitarnya. Mental model ini mampu membangun kemampuan dan
membandingkan antara kenyataan atua visi personal dengan persepsi dan
menggabungkan keduanya.
4. Visi bersama : Suatu keinginan bersama dengan tekad dan
komitmen untuk menyatukan setiap arah dan gerak seluruh anggota organisasi. Visi
bersama ini akan membangun kemampuan tiap individu dan kelompok dalam suatu
organisasi untuk mengembangkan cita-cita bersama yang ingin dicapai.
5. Pembelajaran tim : Proses belajar bersama dalam tim yang sinergi
yang dimulai dengan dialog dan dilanjutkan dengan saling membelajarkan dan
memberdayakan.
Berikut adalah bagan Organisasi Pembelajar :
Leaning
Organisation adalah proses pembelajaran dari sekumpulan individu untuk
mengakses pada informasi dan pengetahuan, motivasi dan imbalan, misalnya :
merupakan hal yang dapat meningkatkan kompleksitas pembelajaran organisasi.
Mengapa demikian, karena tindakan yang dilakukan seorang individu didasari oleh
keyakinan individu tersebut sehingga menyebabkan organisasi bertindak dan akan
menghasilkan tanggapan dari lingkungan. Tanggapan dari lingkungan ini kemudian
mempengaruhi keyakinan individu tersebut. Siklus ini akan terus berulang dan
inilah rangkaian proses pembelajaran organisasi.
Gambar : Model of
Organizational Learning
Role
Constrained
Learning
Individual Beliefs
|
Individual Action
|
Audience Learning
Organizational
Action
|
Organizational
Action
|
( 3 )
Superstitious
Learning
Source
: Modified from JG March and JP Olsen. (1975)
Menurut gambar diatas dapat disimpulkan bahwa bila
tanggapan lingkungan organisasi bersifat statis dan tidak berubah, maka
keyakinan individu pun akan tetap, demikian pula tindakannya, dan tindakan
organisasi. Namun bila ada perubahan tanggapan ataupun reaksi lingkungan, belum
tentu juga keyakinan individu akan langsung berubah. Ada individu yang
membutuhkan waktu lama untuk memahami reaksi lingkungan atas tindakannya atau
tidak mau tahu atas reaksi lingkungan, maka organisasinyapun terlihat statis
saja. Ada juga individu yang langsung berubah keyakinannya, kemudian
tindakanannya, sehingga memicu tindakan organisasi dan akhirnya reaksi
lingkungan.
2.3
|
Pengertian Kreatif/
Kreativitas
|
Beberapa tokoh mencoba untuk menjabarkan pengertian kreativitas. Santrock
(2002, dalam Sujiono & Sujiono, 2010:38) mengatakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak
biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang
dihadapi. Menurut Ensiklopedi Umum untuk Pelajar (Syukur, et.al, 2005),
kreativitas merupakan proses mental yang menghasilkan suatu jalan keluar serta
gagasan yang orisinil atau unik dan bermanfaat.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memikirkan solusi atau cara-cara baru yang unik dan
bermanfaat untuk menghadapi suatu masalah. Kreativitas bukan hanya berarti
memunculkan gagasan yang baru, namun dapat juga hubungan yang baru antara
gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya (Wikipedia Bahasa Indonesia,
http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas).
Mayesty (1990, dalam Sujiono & Sujiono, 2010:38) mengatakan bahwa
kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang
original serta bernilai / berguna bagi orang tersebut dan orang lain. Lebih lanjut lagi, Robert
E. Franken mengatakan bahwa: “Creativity
is defined as the tendency to generate or recognize ideas, alternatives, or
possibilities that may be useful in solving problems, communicating with
others, and entertaining ourselves and others.”
(http://www.csun.edu/~vcpsy00h/creativity/define.htm)
Dari beberapa
pendapat yang disampaikan oleh tokoh-tokoh tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan cara atau ide baru yang
tidak hanya berguna bagi diri sendiri, namun juga bagi orang lain.
2.4
|
Micro Teaching
|
Pengertian Micro teaching adalah pembelajaran dengan teman sebaya atau
dapat dikatakan sebagai pengajaran sebaya. Pengajaran sebaya adalah sistem
pengajaran yang dilakukan guru satu sama lain dengan saling membantu dalam
belajar dan mengajar. Pengajaran sebaya dapat dilakukan dengan berbagai bentuk
seperti satu orang satu tutor (guru yang lebih berpengalaman),
Dalam pembelajaran jumlah peserta dalam kelompok dibatasi
antara 5 sampai 15 orang, ruang kelasnya kira-kira setengah dari ukuran
kelas biasa. Pelaksanaan pembelajarannya dibatasi antara 10 sampai 15
menit, ditambah dengan evaluasi sekitar 5 menit
per orang. Materinya dibatasi dengan beberapa
sub topik bahasan yang disederhanakan. Untuk membedakannya dengan praktek
mengajar disekolah/madrasah, maka kuliah Micro Teaching disebut dengan istilah
praktek mengajar dalam kelas. http://www.scribd.com/doc/44144398/Pengertian-Micro-Teaching)
2.5
|
Multimedia dalam
Pembelajaran
|
Manfaat
dalam menggunakan multimedia sebagai
alat pembeljaranan adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif,
jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan
saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran,yaitu:
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri,elektrondll.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran,yaitu:
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri,elektrondll.
1. Memperkecil
benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke
sekolah,sepertigajah,rumah,gunung,dll.
2. Menyajikan
benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,
seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, dll.
3. Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.
4. Menyajikan
benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau,racun,dll.
5. Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1
|
KERANGKA
ANALISIS dan PEMBAHASAN
|
3..1. KERANGKA ANALISIS
Framework
Problem Identification & Current
System Analysis
|
Action
|
Evaluation
|
Common
Problem
|
Current
System Analysis
SWOT
|
PLAN
Program
& Task
|
Sample
Post Condition Analysis
|
Strategy
|
Reflection
|
Re-action
|
|
3.2
|
Pembahasan
|
Sekolah
Santa Ursula BSD mempunyai visi, “ Manusia Utuh, Cerdas, dan Melayani”. Visi
tersebut, diwujudkan melalui misi, yaitu :
1.
Menyelenggarakan
dan memberikan pelayanan pendidikan formal : Taman Bermain (TB), Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
2.
Mendampingi
peserta didik sebagai pribadi unik untuk secara optimal mencapai perkembangan
mereka melalui pembinaan nilai religius, bimbingan, dan pelatihan.
3.
Mengembangkan
guru dan staf secara profesional dan terbuka dalam tugas masing-masing.
4.
Membangun
suasana dialogis antar anggota komunitas, sekolah dan masyarakat sekitar.
Dalam periode tahun 2011 – 2015, Yayasan Sancta
Ursula BSD memiliki tujuan :
1. Meningkatkan Kompetensi Siswa
2. Meningkatkan profesionalitas guru dan staf.
3. Meningkatkan Kepuasan Siswa dan Orangtua
Salah satu rencana stategis yang akan dilakukan Sekolah Santa Ursula
BSD dalam 5 tahun kedepan dengan menekankan pengembangan kompetensi guru.
Pengembangan kompetensi guru melalui program Micro teaching.
1.
Proses
Akuisisi Pengetahuan
Sekolah Santa Ursula BSD merencanakan program peningkatan professional
guru melalui program Micro teaching dengan memanfaatkan multimedia sebagai
sarananya. Sejalan dengan visi Sekolah Santa Ursula BSD yaitu manusia utuh,
cerdas dan melayani. Visi bersama ini akan membangun kemampuan tiap individu
dan kelompok dalam suatu organisasi untuk mengembangkan cita-cita bersama yang
ingin dicapai.
Program
ini telah terjadwal pelaksanaannya selama 1 tahun. Dalam pelaksanaannya, pihak
Yayasan bekerjasama dengan pihak luar (tenaga ahli) dari Universitas dan
lembaga computer yang menjadi rekanan Sekolah Santa Ursula BSD. Fasilitator
tersebut melakukan pelatihan kepada guru-guru tentang pembelajaran menggunakan
multimedia dan cara melakukan penilaian guna meingkatkan kompetensi guru dalam
pengajaran.
Proses pelaksanaan Micro teaching di Sekolah santa Ursula BSD yaitu
dengan membagi guru menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 14
orang guru. Di tiap kelompok terdapat 1 orang guru yang mempraktekkan/simulasi
kegiatan pembelajaran seperti di kelas. Guru yang lainnya sebagai peserta didik
serta mengadakan pengamatan/penilaian terhadap guru yang sedang praktek
mengajar (form penilaian sudah disediakan). Setelah kegiatan pembelajaran
selesai, guru yang praktek mengajar mensharekan pengalamannya. Guru yang
mengamati/menilai kegiatan pembelajaran memberikan masukan kepada guru yang
praktek berupa kelebihan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi dalam proses
pembelajaran. Guru yang mengamati/menilai mengadakan observasi ke kelas guru
yang praktek untuk melihat realisasi proses pembelajaran yang telah di-micro
teaching-kan.
Setelah kegiatan micro teaching tahap I selesai, semua guru mengadakan
evaluasi dan menentukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Hasil evaluasi
dan program pembelajaran yang telah dibuat didokumentasikan dalam bentuk
softcopy
Untuk
memperlancar proses akuisisi pengetahuan tersebut, Sekolah Santa Ursula BSD
menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut dilakukan. Untuk program
Micro teaching, dilakukan di ruang kelas yang dilengkapi dengan rekaman video,
layar LCD yang terhubung dengan laptop dan saluran internet. Disamping itu,
buku-buku penunjang kegiatan Micro teaching dapat dicari di perpustakaan
sekolah.
2.
Proses
Distribusi dan Berbagi pengetahuan
Setiap
guru harus melakukan kegiatan Micro teaching minimal 2 kali dalam satu tahun
pelajaran. Sebelum melakukan micro teaching, guru tersebut mempresentasikan
rencana pembelajaran yang akan dilakukan di kelas dihadapan para guru lain.
Dalam kegiatan tersebut terjadi diskusi antar guru menanggapi renana
pembelajaran yang akan dilakukan saat micro teaching. Rencana pembelajaran yang
akan di micro teaching-kan dilakukan perbaikan berdasarkan masukan dari para
guru. Setelah rencana pembelajaran diperbaiki maka guru dapat melakukan micro
teaching.
Untuk
guru yang baru masuk (yunior) dilakukan proses magang dahulu, yaitu guru
tersebut mengikuti dan belajar dari guru senior dalam mengajar. Mereka belum
diberikan waktu untuk mengajar sendiri di dalam kelas, melainkan selalu
mengamati dan belajar dari guru senior dalam mengajar. Demikian pula dalam
kegiatan micro teaching, guru baru tidak melakukan peer teahing, mereka hanya
baru mengamati dan belajar kegiatan tersebut. Keahlian pribadi yang dimiliki
guru senior akan membangun kemampuan seseorang dalam hal ini guru junior untuk
melihat kenyataan apa adanya secara jujur dan terbuka.
3.
Proses
Pengembangan dan Pemanfaatan pengetahuan
Dalam kegiatan Micro teaching, guru bebas menggunakan
sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah untuk mendukung pembelajaran yang
akan dilakukannya. Sarana yang terdapat di sekolah Santa Ursula BSD meliputi
ruang computer yang dilengkapi laptop, layar LCD, jaringan internet, dan
scanner. Disamping itu, di sekolah juga dilengkapi dengan jaringan wifi,
perpustakaan yang lengkap, lab bahasa, ruang e-learning, dan lain-lain.
Kegiatan micro teaching selalu diadakan evaluasi secara
berkala dan hasilnya diberikan kepada guru yang bersangkutan serta pihak
Yayasan. Umpan balik dari evaluasi digunakan oleh guru untuk meningkatkan
kreativitasnya dalam pembelajaran. Sedangkan hasil evaluasi micro teaching
untuk Yayasan digunakan sebagai bahan promosi bagi guru yang memiliki
kompetensi baik. Promosi bisa berupa kesempatan untuk mendapatkan beasiswa
sekolah yang lebih tinggi atau penghargaan dari pihak sekolah.
Sekolah Santa Ursula BSD memiliki 4
unit kerja yaitu Taman Bermain dan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Keempat unit tersebut mengirimkan
masing-masng 1 orang guru yang akan melakukan penilaian micro teaching yang
dilakukan oleh para guru. Bila dalam pelaksanaan program micro teaching
mengalami kesulitan baik berupa metode pengajaran yang digunakan maupun
multimedia yang diterapkan, maka tim tersebut akan memberikan solusi dari
permasalahan tersebut.
Guru yang memiliki kreativitas yang
tinggi dalam melakukan pembelajaran melalui micro teaching diberi kesempatan
untuk mensharekan keberhasilannya kepada semua guru. Hal ini dimaksudkan agar
menjadi pemacu semangat guru yang lain untuk terus berkreasi dalam melakukan
pembelajaran berbasis multimedia. Peran lingkungan sangat besar dalam merubah
perilaku seseorang. Bila tanggapan lingkungan organisasi dalam hal ini pihak
Yayasan bersifat statis dan tidak menangapi keberhasilan guru dalam micro
teaching, maka keyakinan guru pun akan tetap dan tidak berkreasi dalam
pembelajaran. Namun bila ada perubahan tanggapan ataupun reaksi dari sekolah,
belum tentu juga keyakinan guru akan langsung berubah. Ada guru yang
membutuhkan waktu lama untuk memahami reaksi sekolah dan rekan guru lainnya atas
tindakannya atau tidak mau tahu atas reaksi lingkungan, maka lingkungan sekolah
terlihat statis saja.
4.
Proses
Pemeliharaan dan Penyimpanan Pengetahuan
Proses pemeliharaan yang
dilakukan oleh Sekolah Santa Ursula BSD terhadap hasil pembelajaran melalui
micro teaching dilakukan dengan mendokumentasikan hasil tersebut dalam bentuk
soft copy, hard copy, dan dipublikasikan di web site sekolah. Namun dalam
pengarsipan yang dilakukan masih kurang rapi karena belum dalam bentuk data
base.
Selain itu, hasil rekaman micro
teaching dapat dilihat oleh semua guru guna
bahan pembelajaran dalam merancang proses pembelajaran yang lebih baik. Dalam
proses pemeliharaan dan penyimpanan pengetahuan ini melibatkan kerjasama antar tim
yang sinergi yang dimulai dengan dialog dan dilanjutkan dengan saling
membelajarkan dan memberdayakan.
IV. KESIMPULAN
Program
Micro teaching yang diterapkan oleh Sekolah Santa Ursula BSD dalam usaha untuk
meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar dengan menggunakan multimedia
merupakan contoh leraning organization.
Karena pengertian Leaning Organisation itu adalah proses pembelajaran
dari sekumpulan individu untuk mengakses pada informasi dan pengetahuan,
motivasi dan imbalan. Micro teaching dilakukan oleh sekelompok guru untuk meningkatkan
kreativitas mereka dalam melakukan pembelajaran di kelas. TIndakan guru yang
melakukan micro teaching dalam kelompoknya didasari oleh keyakinan guru tersebut
sehingga menyebabkan organisasi dalam hal ini anggota komunitas sekolah lainnya
untuk bertindak dan akan menghasilkan tanggapan dari lingkungan. Apakah
tanggapan itu bersifat positif maupun negative yang memiliki nilai membangun. Tanggapan
dari lingkungan ini kemudian mempengaruhi keyakinan guru tersebut.
Guru
yang terlibat dalam micro teaching menyadari dan merasa membutuhkan pengetahuan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah tersebut adalah merancang
program pembelajaran yang kreativ dengan menggunakan multimedia. Akses pada
pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut sangat mempengaruhi kualitas
pembelajaran dirinya. Pembelajaran individu akan terjadi bila pembelajar dalam
hal ini guru memiliki kemampuan belajar atau daya serap yang tinggi.
Guru
tersebut berproses dalam mendapatkan pengetahuan baru dengan memanfaatkan
multimedia untuk mengembangkan pembelajaran bagi siswa. Dalam proses tersebut,
Ia mengetahui bagaimana cara untuk menggunakan media tersebut dan ini mendasari
kemampuan fisiknya untuk melakukan praktek pembelajaran micro teaching.
Namun
dalam pelaksanaannya, program ini masih perlu di evaluasi secara kontinyu agar
umpan balik untuk peningkatan kreativitas guru terealisir. Kendala lain adalah
dalam hal pendokumentasiannya yang masih bersifat umum yiatu dalam bnetuk soft
copy, hard copy, dan jurnal dalam web site sekolah. Perlu dilakukan
pendokumentasian yang berbasis digital agar dapat dimanfaatkan bukan hanya
untuk guru-guru di Santa Ursula BSD saja melainkan untuk guru-guru seluruh
dunia.
V. DAFTAR PUSTAKA
- Munir, Ningky, 2008, Knowledge Management Audit,
Mitra Kerjaya
- Wahyudi, Andreo, 2011, Dinamika Knowing Organization,
Yayasam Rabi
- Suparno, paul, 2008, Risat Tindakan Untuk Pendidik,
Grasindo
- (http://www.csun.edu/~vcpsy00h/creativity/define.htm)
7.
Modul
kuliah Learning Organization Knowledge Management