Seminar
Online tentang Arah Pendidikan Indonesia
21
Mei 2020
Can our schools of
today lead the learning of tomorrow?
Pembicara : Iwan
Syahril
Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI
1.
Pendidikan di era 4.0
-
Teknologi baru membawa tantang baru dan kebutuhan
belajar yang berbeda juga.
-
Adanya pergeseran dari just in case
learning menjadi just in time learning.
Yang relevan saat ini adalah just in time
learning karena teknologi berubah
sangat cepatnya sehingga sebagian keterampilan
yang dipelajari pada masa sekolah sudah kadaluarsa pada saat masa lulus
sekolah.
-
Terpenting adalah alasan mengapa kita
belajar sesuatu dan pembelajaran harus bersifat personalisasi, inquiry based, atau
problem based. Dalam hal ini guru berperan sebagai mentor
2.
Profil Pelajar Pancasila:
a. Berakhlak
mulia
b. Kreatif
c. Gotong
royong
d. Berkebhinekaan
global
e. Bernalar
kritis
f. Mandiri
3.
Arah Pendidikan Indonesia Pendidikan
Berkualitas Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
-
Seluruh pemangku kepentingan pendidikan
(termasuk siswa) menjadi agen perubahan.
-
Angka partisipasi tinggi, hasil
pembelajaran yang berkualitas, distribusi yang merata
-
Strategi-strategi utama:
1)
Pembenahan infrastruktur dan teknologi
2)
Kebijakan, prosedur dan pendanaan
3)
Transformasi kepemimpinan pendidikan
4)
Komunitas pendidikan yang berdaya
5)
Transformasi kurikulum, pedagogi, dan
asesmen
4.
Sekolah penggerak sebagai katalis
Mentransformasi sekolah-sekolah di sekitarnya dan menjadi pusat pelatihan guru
a. Arah
Kurikulum Sederhana, fleksibel, berorientasi pada kompetensi
-
Penyederhanaan standar capaian
Standar
capaian yang mudah dimengerti guru dan fokus pada kompetensi yang paling
bermakna (rangkaian kompetensi utuh, sesuai tahap perkembangan anak dan
kompetensi ilmu)
-
Fleksibelitas dan penyederhanaan materi
ajar
Contoh: buku teks (buku maupun modul terpisah yang dapat diunduh), lesson
plan (RPP), dll.
-
Fleksibelitas alokasi waktu mata
pelajaran
Sekolah dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan
siswa Contoh: Sekolah bisa memilih untuk
fokus ke 1-2 mata pelajaran di satu minggu (agar lebih mendalami)
b.
Arah Asesmen Kemampuan bernalar,
holistik, dan mengacu pada standar global
-
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM):
mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa.
-
Survei Karakter: mengukur tumbuh kembang
siswa secara holistik; mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, misalnya:
penghargaan akan perbedaan, keterampilan kolaborasi, minat dan kepedulian pada
isu-isu sosial, disposisi dan kebiasaan belajar secara mandiri.
-
Survei Lingkungan Belajar: mengukur
kualitas iklim kelas dan sekolah yang mendukung kegiatan belajar; lingkungan
sekolah harus bebas dari hal-hal yang mengancam keamanan psikologis yang
menjadi prasyarat utama proses belajar siswa.
5. Pasca
Pandemi Covid-19?
-
Sikap mental “nyaman dengan ketidaknyamanan”
➡mendukung percepatan
terwujudnya budaya inovasi
-
Beragam konteks tantangan yang dihadapi
memaksa pendidik untuk berpikir ulang pendekatan dalam pembelajaran ➡mendukung percepatan
terwujudnya pembelajaran yang berpusat kepada murid (personalisasi,
diferensiasi, teach at the right level)
-
Menurunnya kecemasan terhadap teknologi ➡perlunya percepatan
pembangunan platform pendidikan nasional berbasis teknologi
Kebangkitan
Kasmaran Belajar
Pembicara
: Prof Iwan Pranoto
1. Dampak
Wabah Covid-19 bagi pendidikan di Indonesia:
a)
Sekolah ditutup, pengajaran konvensional
di sekolah terhenti
b)
Siswa harus belajar di rumah tanpa guru
c)
Hanya sebagian kecil guru dan siswa di
perkotaan dapat melanjutkan interaksi belajar-mengajar melalui daring atau
luring
d)
Kegiatan belajar sebagian besar siswa
(dari keluarga termarjinalkan dan di pelosok) mandek
2.
Kebijakan Infrastruktur
a)
Sekolah, guru, apalagi pelajar banyak
yang tak memiliki akses ke komputer/gawai
b)
Terlampau sedikit rumah dan bahkan balai
desa yang dilengkapi broadband
c)
Infrastruktur Internet di daerah
terpencil lalai dipersiapkan
d)
Bahan ajar secara visual dan nirguru
belum serius digarap
3.
Kebijakan Belajar
a)
Kecakapan belajar, kasmaran belajar
kurang disemai
b)
Keaktifan mengendalikan proses
belajar-mengajar tak diperhatikan
c)
Siswa belum mampu atau bahkan belum
pernah mengalami belajar mandiri
d)
Siswa berinisiatif belajar belum menjadi
norma
e)
Buku dan bahan ajar belum didesain untuk
model swaajar
f)
Banyak guru yang belum pernah
memanfaatkan pembelajaran jarak jauh sebelum wabah
4.
Kasmaran Belajar
a)
Saat kasmaran, manusia mengalami
kebahagiaan puncak.
b)
Konsentrasi penuh dan tenggelam dalam
sebuah kegiatan belajar serta mencipta.
c) Diri
melebur menjadi satu dengan ruang dan waktu, tanpa disadari. Egois, tetapi
egonya luruh. Ini saat manusia tak ambil pusing dengan segala paradoks.
5.
Peluang Merevolusi Pendidikan
a)
Kasmaran belajar menjadi dasar utama
pendidikan
b)
Belajar kapan serta di mana saja, dan
diri sendiri menjadi guru utama
c)
Fokus pada belajar bermakna dan
kenikmatan
d)
Mengganti Kerahasiaan dan Kecurigaan
dengan Keterbukaan dan Kepercayaan
e)
Pendidikan di semua negara sedang
merevolusi pendidikan pada garis awal yang sama
6.
Paradoks Pendidikan Saat Ini
a)
Kesempatan bertemu secara badani telah
hilang, tetapi interaksi guru dengan pelajar semakin personal serta intens
b)
Interaksi nyata telah hilang, tetapi
guru semakin dapat mengamati keaktifan tiap pelajar
c)
Prinsip kerahasiaan dan batasan waktu
dalam assessment sudah tak relevan, tetapi sekarang justru semua harus
mengutamakan prinsip kepercayaan dan kebaikan
d)
Sekolah dan pengajaran telah tiada,
tetapi kasmaran belajar justru berpeluang besar bersemai
7.
Membangkitkan Kasmaran Belajar Sekarang
a)
Bahan ajar (modul) yang tak banyak
membutuhkan teknologi
b)
Ringan, tak memakan banyak bandwith
c)
Tak membutuhkan guru secara intensif
d) Bernalar
mendalam
GURU
BERMUTU INDONESIA MAJU
Pembicara
: Dr. Johanes Eka Priyatma
1.
Belajar dari Pandemi Covid-19
a)
Pembelajaran daring menuntut berbagai penyesuaian
mulai dari asas paradigmatik, manajerial, sampai teknikal
b)
Belajar dari rumah memberi kesempatan yang
memaksa semua pihak mencoba dan menghidupi model pendidikan masa depan
c)
Relasi/interaksi fisik (temumuka) sangat
bernilai dan tidak mudah digantikan
d)
Pendidikan ideal mestinya berlangsung
dalam ruang sibernetik (cyber + physical space)
e)
Pembelajaran daring bisa menjadi lebih otentik dan fleksibel
serta kaya media dan sumber ajarnya
f)
Guru dan orang tua bisa jadi lebih tidak
siap dibanding siswa dalam pembelajaran daring ini
2.
Dunia Masa Depan
a)
Teknologi selalu menjadi pemicu
perubahan masyarakat
b)
Perubahan teknologi berlangsung dengan
kecepatan eksponensial
c)
Perubahan cepat menjadi ciri utama dunia
masa depan
d)
Lahir dunia VUCA (Volatile, Uncertain,
Complex, Ambiguous)
e)
Bagaimana generasi muda didampingi
memasuki dunia VUCA ?
3.
Guru : Perspektif Teori Jejaring Aktor
(Actor-Network Theory)
a) Kinerja
guru merupakan resultante dari jejaring kompleks yang melibatkan baik entitas
bendawi maupun manusiawi
b) Pengembangan
kinerjanya melalui pendekatan proses produksi kurang tepat
c) Perlu
pendekatan sosiologis holistic yang melibatkan aktor-aktor kunci
d) Kinerja
guru ditentukan oleh reformasi pendidikan yang melibatkan Pemerintah, sekolah,
guru, dan masyarakat
4.
Reformasi Pendidikan Demi Guru Bermutu
|
Paradigmatik |
Manajerial |
Teknikal |
Pemerintah |
•Memandang sekolah swasta sebagai mitra Pemerintah
•Pendidikan yang memerdekakan
•Pengembangan Filsafat Pend. Ind |
Desentralisasi
standar, sistem pelaporan digital, kurikulum fleksibel, dan administrasi pendidikan
yang sederhana tetapi otentik |
Fasilitasi penyediaan
infrastruktur dasar seperti lahan, gedung, laboratorium dan telekomunikasi |
Sekolah |
•Fokus pada pengetahuan dasar •Merumuskan keunggulan/ kekhasan |
•Penyederhanaan
kurikulum •Tata kelola yang fleksibel •Melibatkan masyarakat |
Memiliki
system administrasi
digital yang memudahkan guru, siswa dan orangtua |
Guru |
•Ing ngarso
sung tulodo, ing
madyo mbangun karso, tut wuri handayani •Pengajar➔ Sutradara+ Fasilitator |
Kompetensi pedagogis/
pembelajaran di era modern yang memiliki
berlimpah sumber belajar |
Kompetensi
komunikasi audio visual memakai teknologi digital |
Masyarakat |
Tidak mungkin lahir sekolah yang
maju dari masyarakat yang tidak
maju dan sebaliknya |
Ikut
bertanggung- jawab (terlibat) terhadap mutu sekolah |
Merdeka
belajar |
Kompetensi (Baru) Guru
Idaman:
a)
Trampil berkomunikasi digital khususnya
yang berbasis internet
b)
Setia dengan paradigma pedagogi tertentu
khususnya Student Centered Learning
c) Mampu
membantu perkembangan karakter murid memakai ‘ajaran’ tertentu, 7 habits
Usulan
yang bisa dilakukan untuk tahun ajaran 2020 - 2021
Sekolah :
1. Siswa
masuk sekolah secara bergantian (bergilir) agar terjadi physical distancing.
2. Ruang
kelas, ruang computer, perpustakaan, selasar, dan aula dibuat denah dan
berjarak agar tidak ada kontak fisik antar siswa dan guru.
3. Pengajaran
dapat dilakukan dalam ruang sibernetik (cyber + physical space) yaitu melalui
online dan tugas dari guru (bagi siswa yang mendapat giliran belajar di rumah)
dan tatap muka langsung di kelas bagi yang bersekolah.
4. Membuat
tata kelola yang fleksibel yaitu menggunakan media online untuk mengurus
administrasi sekolah dan keuangan.
5. Memperbarui
sistem administrasi digital (sistem informasi sekolah yang telah kita miliki)
yang memungkinkan interaksi antara guru, siswa dan orangtua lebih aktif.
6. Alokasi
waktu mata pelajaran yang fleksibel yaitu bisa memilih 1-2 mata pelajaran dalam
satu minggu agar lebih mendalami
7. Assessment
Kompetensi Minimum (AKM) yang bisa mengukur kinerja sekolah berdasarkan
literasi dan numerasi siswa.
8. Membuat
survei karakter untuk mengukur tumbuh kembang siswa secara holistik; mengacu
pada Profil Pelajar Pancasila, misalnya: penghargaan akan perbedaan,
keterampilan kolaborasi, minat dan kepedulian pada isu-isu sosial, disposisi
dan kebiasaan belajar secara mandiri.
Guru :
1.
Mengali pengetahuan kembali tentang pembelajaran
di era modern yang memiliki berlimpah sumber belajar
2.
Aktif belajar sendiri mencari berbagai
sumber pembelajaran secara online agar kompetensi komunikasi audio visual
memakai teknologi digital semakin dikuasai
3.
Trampil berkomunikasi digital khususnya
yang berbasis internet
4. Penyederhanaan
kurikulum, materi ajar dan RPP yang berorientasi pada kompetensi yang bermakna
bagi siswa. Fokus pada pengetahuan dasar siswa, contohnya untuk SD hanya
membaca, menulis, dan berhitung.
5.
Menyusun RPP harus berpatokan pada paradigma
Student Centered Learning.
6.
Menyusun pembelajaran online dan offline
dari berbagai sumber dan media ajar.
7. Melakukan
pembelajaran online dengan memaksimalkan interaksi guru dengan pelajar agar
semakin personal serta intens. Guru semakin dapat mengamati keaktifan tiap pelajar.
8.
Membuat assessment siswa dengan
menggunakan berbagai macam media online dengan memperhatikan kompetensi dan
tujuan yang diharapkan.
9.
Guru-guru
yang melek IT mendampingi guru lain (melalui online atau offline) yang belum
bisa sehingga ketercapaian penggunaan dan pengoperasian platform pembelajaran dapat
dijalankan.
10.
Guru
membuat peta pengajaran yang rinci dan akurat tentang sebaran materi yang akan
dilaksanakan/ dibahas selama pandemi Covid-19. Serta meminta para guru antar
mata pelajaran untuk dapat berkolaborasi dan bekerjasama.
11. Untuk
pembelajaran yang dilakukan melalui online, pembelajaran dibuat dengan:
-
Bahan ajar (modul) yang tak banyak
membutuhkan teknologi
-
Ringan, tak memakan banyak bandwith
-
Tak membutuhkan guru secara intensif
-
Soal-soal bernalar mendalam
-
Memanfaatkan media zoom, google form,
quizzi, dll
9. Memasukan
pendidikan nilai dan profil pelajar Pancasila kedalam rencana pembelajaran yaitu:
a) Berakhlak
mulia
b) Kreatif
c) Gotong
royong
d) Berkebhinekaan
global
e) Bernalar
kritis
f) Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar