Rabu, 22 September 2021

Resensi Buku Novel Filsafat

 Resensi Buku Novel Filsafat


Judul Buku   : Dunia Sophie, Sebuah Novel Filsafat

Pengarang     : Jostein Gaarder

Penerbit        : Mizan Pustaka

Tahun terbit  : 2004

Disusun oleh : Theresia Heti

 

 

            Jika kita mendengar kata “ Filsafat “, maka yang pertama kali terlontar dalam benak kita adalah serangkaian kata-kata yang sukar dicerna karena membicarakan permasalahan yang terlalu jauh dari bumi alias mengawang-awang. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa bila bicara tentang filsafat, semakin kita dibuat bingung maka semakin berhasil kita mempelajari filsafat ??? Benarkah demikian ?

          Ternyata, pernyataan tersebut tidak selalu benar, terbukti dalam buku Dunia Sophie ini, dunia filsafat dibuat dalam bentuk novel dengan kata-kata yang cukup mudah dipahami. Menarik sekali penyampaian novel ini karena filsafat yang terkesan sulit dan jauh dari bumi menjadi sesuatu yang bermakna dan mudah dicerna. Buku ini berusaha menyajikan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang bermanfaat bagi semua orang karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat mendasar tentang makna dan tujuan hidup.

          Tokoh utama dalam buku ini adalah Sophie Amundsend seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahun. Ia tinggak bersama dengan ibunya, sedangkan ayahnya seorang nakhoda kapal tanker dan selalu bepergian sepanjang tahun. Perjumpaan Sophie dengan filsafat diawali ketika Ia pulang sekolah, Ia menemukan sebuah surat misterius yang hanya berisi satu pertanyaan, “ Siapa kamu? “. Selanjutnya, hampir setiap hari Sophie mendapat surat misterius yang mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan mendasar. Dari situlah Sophie mengajak pembaca untuk mempelajari sejarah filsafat dan memasuki dunia filsafat.

          Sophie berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan dibantu oleh surat yang misterius pula. Surat-surat tersebut mengajak Sophie untuk berfikir dan melakukan refleksi untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selanjutnya, Sophie mengajak pembaca untuk menyelami dunia filsafat melalui perenungannya, dimulai dari sejarah keberadaan dunia, mitos-mitos yang menggambarkan cerita mengenai dewa-dewa yang menjelaskan mengapa kehidupan berjalan seperti adanya. Lalu Sophie dikenalkan dengan para filosof alam, yaitu mereka yang menaruh perhatian pada alam dan proses-prosesnya. Filosof alam yang besar pada jamannya adalah Democritus (kira-kira 460 – 370 SM). Democritus berasal dari kota kecil Abdera di Pantai Utara Aegea. Democritus yang menemukan Teori Atom, Dia percaya bahwa alam terdiri atas atom-atom yang jumlahnya tak terhingga dan beraneka ragam.

          Sophie diajak berkenalan dengan orang-orang Yunani kuno yang percaya bahwa mereka dapat bertanya pada peramal mengenai nasib atau takdir mereka. Orang Yunani juga percaya bahwa sejarah dunia pun diatur oleh takdir, bahkan penyakit dapat dianggap sebagai akibat campur tangan Ilahi. Di zaman ini lahirlah pendiri ilmu pengobatan Yunani, yaitu Hippocrates. Ia mengatakan pelindung paling penting untuk melawan penyakit adalah sikap tidak berlebihan dan cara hidup yang sehat, ” Jiwa yang sehat didalam badan yang sehat ”. Hippocrates juga memperkenalkan ”Etika Medis”, yaitu seorang dokter harus mempraktekkan  ilmu pengobatan sesuai dengan aturan-aturan etika tertentu.

          Selanjutnya, Sophie berkenalan dengan tiga orang filsuf terkenal yang pemikirannya mempengaruhi peradaban Eropa. Mereka tiga generasi guru – murid, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah filosof besar pertama yang dilahirkan di Athena. Socrates tidak pernah menuliskan pemikirannya, Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di alun-alun dan pasar untuk berbicara dengan orang-orang yang ditemuinya disana. Hakikat dari seni Socrates adalah ” Berdiskusi”, Ia tidak ingin menggurui orang lain. Sebaliknya Ia memberi kesan sebagai seseorang yang selalu ingin belajar dari orang lain. Ia hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memulai percakapan, seakan-akan Ia tidak tahu apa-apa. Dalam diskusi itu, Dia biasanya berhasil membuat para penentangnya mengakui kelemahan argumen-argumen mereka dan karena tersudut akhirnya menyadari apa yang benar dan apa yang salah. Socrates dihukum mati dengan meminum racun cemara, ketika Ia mengatakan bahwa Ia selalu menyimpan ”Suara Ilahi” dalam dirinya. Ia didakwa telah meracuni kaum muda dengan memperkenalkan dewa-dewa baru serta tidak mempercayai dewa-dewa Yunani Kuno. Perenungan Sophie terhadap ajaran Socrates mengenai Suara Ilahi dilihat dari refleksi surat misterius yang diterimanya, yaitu ” Dapatkah kamu menjalani kehidupan yang bahagia jika kamu terus melakukan hal-hal yang jauh di lubuk hati kamu tahu salah? Banyak sekali orang berbohong dan menjelek-jelekkan orang lain. Apakah mereka sadar bahwa semua itu tidak benar atau tidak adil? Apakah kamu pikir orang-orang itu bahagia?” Menurut Soctares tidak.

          Pemikiran Plato (murid Socrates) tentang gagasan ”Negara Ideal”, yaitu suatu negara bayangan dan ideal atau yang dinamakan Utopis. Plato percaya negara hendaknya diperintah oleh para filosop. Plato mendasarkan penjelasanya pada susunan tubuh manusia. Menurut Plato, tubuh manusia terdiri dari tiga bagian : kepala, dada, dan perut. Akal terletak di kepala, kehendak di dada, dan nafsu terletak di perut.  Masing-masing bagian ini memiliki keinginan. Akal mencita-citakan kebijaksanaan, kehendak mencita-citakan keberanian, dan nafsu harus dikekang agar kesopanan dapat ditegakkan. Jika negara dibangun seperti susuna tubuh manusia, maka negara mempunyai pemimpin, pembantu, dan pekerja. Plato menulis kitab Hukum, yang menggambarkan negara konstitusional sebagai negara ideal kedua setelah negara filosofis. Plato pula filosop pertama yang mendukung sekolah anak-anak diorganisasi oleh negara dan pendidikan full time.

          Filosof Yunani terbesar yang terakhir adalah Aristoteles. Ia murid dari Plato dan dilahirkan di Macedonia dan belajar di akademi Plato ketika Plato berusia 61 tahun. Aristoteles adalah seorang organisator ulung yang mendirikan ilmu Logika.  Dia menunjukkan sejumlah hukum yang mengatur kesimpulan-kesimpulan atau bukti-bukti yang sah. Contohnya adalah : ”Semua makhluk hidup akan mati” (premis pertama), dan kemudia ”Hermes adalah makhluk hidup” (premis kedua), maka dapat disimpulkan bahwa ” Hermes akan mati”. Aristoteles mengemukakan tiga konstitusi yang baik, yaitu monarki atau kerajaan yang berarti hanya ada satu kepala negara, aristokrasi dimana ada sekelompok besar atau kecil pemimpin, dan terakhir adalah policy yang berarti demokrasi.

          Selanjutnya, Sophie diajak untuk menjelajahi dunai filsafat sejak zaman Aristoteles menjelang akhir abad keempat SM hingga awal abad pertengahan sekitar 400 M. Periode ini dikenal sebagai Helenisme yang mengacu pada periode atau kebudayaan yang didominasi Yunani ditiga kerajaan Yunani yaitu Macedonia, Syria, dan Mesir. Diperiode inilah lahir seorang Penyelamat Dunia yaitu Yesus Kristus dari Nazaret. Yesus adalah seorang Yahudi dan bangsa Yahudi termasuk kebudayaan Semit, sedangkan bangsa Yunani dan Romawi merupakan kebudayaan Indo-Eropa yang dipengaruhi oleh kepercayaan mereka pada dewa-dewa yang banyak jumlahnya (Politeisme).

          Kita selanjutnya diajak ke abad pertengahan yang berarti periode antara dua zaman yang berbeda, dimana abad pertengahan sebagai periode seribu tahun pertumbuhan. Sistem sekolah dikembangkan pada abad pertengahan (didirikannya sekolah biara, sekolah katedral, tahun 1200 universitas pertama didirikan, subjek-subjek yang diajarkan dikelompokkan ke dalam berbagai fakultas). Di abad pertengahan ini pula mulai terjadi keretakan pada kebudayaan penyatu agam Kristen. Filsafat dan ilmu pengetahuan semakin menjauh dari teologi gereja.

          Setelah abad pertengahan, lahir zaman Renaisans yang berarti kelahiran kembali. Yang dilahirkan kembali adalah kesenian dan kebudayaan Yunani Kuno. Renaisans jauh lebih dikenal karena tekanannya pada individualisme, kita bukan hanya umat manusia, kita adalah individu-individu yang unik. Gagasan ini mendorong lahirnya pada pemujaan yang tak terkendali pada kecerdasan pikiran. Maka yang ideal, manusia renaisans adalah manusia dengan kecerdasan universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan, kesenian, dan ilmu pengetahuan.

          Perjalanan Sophie menjelajahi dunia filsafat masih panjang, Ia akan mengajak kita melewati Zaman Barok (...seperti dalam mimpi...), pemikiran filsof Descartes, Spinoza, Hume, Locke, Berkeley, dan Bjerkely sebelum menginjak zaman pencerahan. Zaman pencerahan menjadi dasar bagi suatu masyarakat yang lebih baik. Orang-orang beranggapan bahwa kemiskinan dan penindasan merupakan akibat dari kebodohan dan takhayul. Karena itu, di zaman pencerahan perhatian besar dipusatkan pada pendidikan anak-anak dan rakyat. Sekolah dibuka sejak abad pertengahan, pedagogi sejak zaman pencerahan. Pada zaman ini, lahir filosof terkenal dari Jerman yiatu Imanuel Kant yang mengemukanan hukum kausalitas (manusia menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai masalah sebab dan akibat).

          Selanjutnya adalah Romantisisme yaitu masa kebudayaan besar terakhir di Eropa. Masa Romantisisme ditandai dengan lahirnya puisi, filsafat, seni, ilmu pengetahuan, dan musik. Kerinduan akan sesuatu yang jauh dan tak terjangkau menjadi ciri khas kaum romantisisme. Mereka merindukan masa-masa yang telah lama lewat, filsof romantisisme yang terkenal adalah Hegel. Pada abad terakhir diperkenalkan pemikiran Karl Marx yang mengusung kediktatoran kaum proletar (kaum proletar menekan kaum borjuis dengan paksa). Marxisme mendorong timbulnya pemberontakan-pemberontakan besar. Disamping itu juga dibicarakan pemikiran Darwin yang membuktikan bahwa manusia merupakan hasil dari suatu evolusi biologis yang berlangsung lambat. Sedangkan Freud membicarakan bawah sadar mengungkapkan tindakan-tindakan manusia sering merupakan akibat dari desakan dan instink hawaniah.

          Akhir perjalanan, Sophie mengajak kita menelaan keberadaan bumi diantara palnet-planet dalam gugusan bimasakti. Juga dibicarakan pemikiran ahli astronomi yang beranggapan ” Akan ada dentuman besar lain dan alam raya akan mulai mengembang lagi. Sebab hukum alam yang sama tetap bekerja. Dan kemudian bintang-bintang dan galaksi-galaksi baru akan terbentu”. Terdapat dua skenario menurut anggapan ahli astronomi mengenai masa depan alam raya. Alam raya mungkin terus mengembang selamanya sehingga galaksi-galaksi akan semakin terbawa menjauh – atau alam raya akan mulai menkerut lagi. Tapi, mengenai waktunya kapan, para astronomi belum dapat memastikannya.

Tidak ada komentar: