Rabu, 28 Desember 2011

Penelitian Tindakan Kelas : Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di kelas

LAPORAN  RISET  TINDAKAN



MENINGKATKAN  KEAKTIFAN  SISWA  DALAM  KEGIATAN  PEMBELAJARAN  DI KELAS
 (STUDI KASUS SISWA KELAS VI-B SD SANTA URSULA BSD)






DISUSUN OLEH :


THERESIA HETI









BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar belakang

Belajar kerap diartikan  sebagai suatu perubahan pada diri individu yang diakibatkan oleh pengalaman. Manusia sejak dilahirkan sudah banyak mengalami pembelajaran, hal ini mengandung pengertian bahwa belajar terjadi melalui banyak cara. Baik itu belajar yang disengaja (pendidikan formal) maupun belajar dari pengalaman dan perkembangan dalam hidupnya..
Belajar yang disengaja, dalam hal ini belajar yang dilakukan dijenjang pendidikan formal, terjadi ketika siswa mendapat informasi yang disampaiakn guru di kelas atau ketika ia mencari informasi dari suatu buku. Masalah yang dihadapi oleh guru adalah bagaimana supaya siswa mau belajar, tidak hanya belajar dengan mendengarkan penjelasan guru saja namun ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.  
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa yang aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas, hanya sebagian kecil saja. Sedangkan sebagian besar siswa asyik sebagai pendengar setia atau pengganggu konsentrasi belajar temannya. Hal ini menimbulkan keprihatinan akan makna belajar sesungguhnya. Bila siswa belajar hanya melalui pendengaran saja untuk mendapatkan pengetahuan, tanpa melakukan aktifitas lain berupa keterlibatan secara fisik maupun mental, maka ranah yang dicapai hanya kognitifnya saja. Sedangkan ranah psikomotorik dan afektifnya menjadi kurang berkembang.
Berangkat dari permasalah yang mengemuka dalam proses pembelajaran di atas, dimana siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dikelas hanya sebagian kecil saja, penulis mengadakan riset tindakan di kelas VI-B SD Santa Ursula BSD. Dimana riset tindakan selalu muncul dari keprihatinan terhadap salah satu keadaan praktik pendidikan yang dihadapi guru, dosen, atau juga administrator. Melihat keadaan atau persoalan itu, para pendidik ingin memperbaiki atau melakukan perubahan. Untuk itulah mereka lalu mengadakan penelitian tindakan, mencoba mencari penyebab persoalan itu, melakukan tindakan lanjut, serta merefleksikannya untuk proses selanjutnya (Paul Suparno, 2008:17).


1.2  Rumusan Masalah
            Paradigma yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa adalah tanggung jawab siswa sendiri, artinya bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi secara langsung oleh karakteristik siswa sendiri melalui pengalaman belajarnya. Namun, hal ini tidak boleh disalahartikan begitu saja, karena hasil belajar siswa tidak semata-mata menjadi tanggung jawab siswa sendiri, melainkan juga tanggung jawab guru yang sacara langsung menciptakan kondisi belajar siswa yang memungkinkan siswa terlibat aktif untuk mendapat pengalaman belajar. Hal ini sejalan dengan filsafat konstruktivisme, yang mengatakan bahawa pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah bentukan dari orang itu sendiri (Paul Suparno, 1997).
Dalam mengkonstruksi pengetahuan, siswa yang belajar harus aktif dalam berfikir (kognitif), aktif berbuat (psikomotorik), dan aktif mengemukakan apa yang dirasakan (afektif). Jadi alasan dilakukannya riset tindakan ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas? serta bagaimana guru dapat membantu agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas?

1.3.      Tujuan Riset Tindakan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari riset tindakan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
2.      Untuk mengetahui bagaimana guru dapat membantu siswa agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

1.4. Pembatasan Riset Tindakan
            Mengingat terbatasnya waktu riset tindakan, maka penelitian ini dibatasi dalam hal :
1.      Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI-B SD Santa Ursula BSD
2.      Pembahasan dalam riset tindakan ini dibatasi pada factor-faktor yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
3.      Pengertian keaktifan dalam riset tindakan ini adalah kemampuan siswa untuk bertanya, menjawab, dan menanggapi jawaban guru atau siswa lainnya dalam proses pembelajaran di kelas.
4.      Siswa kelas VI-B yang dimaksud adalah siswa-siswi yang bersekolah dan belajar di kelas VI-B SD Santa Ursula BSD tahun ajaran 2008 – 2009 .

1.5. Manfaat Riset Tindakan
            Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil pelaksanaan riset tindakan ini adalah :
1.      Mengetahui dan mengidentifikasi lebih jelas faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar menjadi lebih bermakna bagi perkembangan siswa.
2.      Diharapkan guru dan pihak sekolah memperoleh masukan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh guru dalam membantu siswa agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Masukan tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran yang lebih tepat dan baik guna mencapai kebermaknaan belajar.
3.      Memberikan sumbangan pengetahuan dan menambah wawasan bagi peneliti yang akan melakukan riset tindakan berikutnya dan mendorong dilakukan penelitian-penelitian yang serupa di kelas lainnya atau di sekolah.

























BAB  II

LANDASAN  TEORI




2.1.   Konsep Belajar
Belajar sering diidentikan dengan kegiatan untuk mencari ilmu atau menambah pengetahuan. Untuk itu, hasil belajar sering dikaitkan dengan seberapa banyak siswa mengumpulkan fakta-fakta, bukan pada proses bagaimana siswa memperoleh pengetahuan tersebut. “ Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang “ (Wasty Soemanto,2003:104). Berdasarkan definisi belajar tersebut, belajar bukan hanya sebatas pada pengalaman. Belajar merupakan suatu proses yang berlansung secara aktif dan integratif. Siswa berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan berbagai bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan.
Pendapat C.Asri Budiningsih, pengertian belajar adalah membangun makna, pengertian, pemahaman terhadap pengalaman, informasi oleh si pembelajar yang disaring melalui persepsi, pikiran dan perasaan, serta diberi kesempatan untuk didorong mengeluarkan ungkap pikiran , ungkap pendapat. Jadi belajar adalah memproduksi gagasan bukan mengkonsumsi gagasan.

Keaktifan Siswa
Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar ke arah belajar seumur hidup melalui komponen Belajar Aktif. Proses pembelajaran tidak akan terjadi dengan baik jika salah satu dari 3 hal ini tidak ada yaitu : Guru (pemberi pesan), pesan atau informasi dan peserta didik (penerima pesan). Winarno Surahmad (1994) dalam buku M. Sobry Sutikno,2005: menjelaskan bahwa di dalam proses pembelajaran selalu ditekankan pengertian interaksi yaitu hubungan aktif multi arah antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar.
BAB  III

METODE  PENGUMPULAN DATA




3.1.  Metode Pemilihan Siswa yang Diteliti
            Pemilihan siswa yang diteliti pada riset tindakan ini adalah siswa kelas VI-B SD Santa Ursula BSD tahun ajaran 2008 – 2009. Dasar pemilihan siswa yang diteliti karena diantara semua kelas VI yang terdapat di SD Santa Ursula BSD, siswa kelas VI-B yang paling pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih aktif, maka perlu diketahui factor apa saja yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dan apa saja yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Semua hal ini dilakukan guna mencapai Visi yang dicanankan oleh sekolah Santa Ursula BSD, yaitu Manusia Utuh, Cerdas, dan Melayani.


Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam riset tindakan ini adalah metode pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan melakukan survey, dengan cara menanyai seluruh siswa kelas VI-B melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang terstruktur. Kuesioner ini diberikan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu saat pertama kali penelitian dilakukan dan 3 minggu setelah dilakukan tindakan. Melalui survey, peneliti memperoleh data tentang sikap, perasaan, atau saran dan masukan dari siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan data kualitatif diperoleh dengan melakukan triangulasi, yaitu wawancara dengan beberapa siswa dengan mengajukan pertanyaan yang mirip dengan isi angket. Siswa yang dipilih dalam wawancara adalah siswa yang aktif dan beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Survey yang dilakukan dalam riset tindakan ini terdiri dari dua bentuk survey, yaitu pertanyaan dalam bentuk tertutup dan terbuka. Survey dengan pertanyaan tertutup dilakukan dengan cara siswa diberi alternative jawaban dan memilih jawaban yang dianggap paling cocok dengan pendapatnya. Survey ini menggunakan skala nominal yaitu skala untuk memberi label atau kategori yang satu bukanlah kategori yang lain. Sedangkan survey dengan pertanyaan terbuka, tidak memberi pilihan jawaban sehingga siswa lebih bebas mengungkapkan pendapat atau perasaannya. Sedangkan triangulasi dilakukan dalam bentuk wawancara dengan beberapa siswa yang aktif dan pasif dalam belajar dengan mengajukan pertanyaan yang mirip dengan isi angket di survey.

3.3.      Variabel Riset Tindakan
Variabel-variabel yang digunakan pada riset tindakan ini didasarkan pada 2 (dua) dimensi factor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar, factor dari dirinya sendiri dan factor dari luar (teman dan guru). Masing-masing variabel diukur berdasarkan isian kuesioner yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun berdasarkan  variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Survey skala nominal menggunakan 5 pertanyaan tertutup dan survey terbuka menggunakan 2 pertanyaan yang dikembangkan untuk mengukur kedua dimensi diatas. Sedangkan triangulasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang mirip dengan isi pertanyaannya di survey.
Adapun variable yang digunakan dalam riset tindakan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.
Variabel yang Digunakan Dalam Riset Tindakan
Variabel

                     
Indikator Variabel


Alternatif
jawaban
Pemberian
skala
Dalam diri siswa
Ø  Bertanya kepada guru atau teman dalam kegiatan belajar di sekolah


Ø  Menanggapi pertanyaan dari guru atau teman



Ø  Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman



Ø  Lebih banyak diam selama kegiatan belajar di sekolah



Ø  Lebih banyak bicara sendiri (mengobrol) selama kegiatan belajar di sekolah


Ya
Tidak

Ya
Tidak

Ya
Tidak



Ya
Tidak


Ya
Tidak
2
1

2
1

2
1


1
2

1
2


Luar
Ø  Hal yang menyebabkan kamu tidak mau aktif dalam pembelajaran yang berlangsung di sekolah


Ø  Apa saja yang dapat dilakukan oleh guru agar kamu aktif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
Terbuka




Terbuka




        

BAB  IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN



4.1 Analisis dan Pembahasan Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran 

Riset Tindakan mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelasa VI-B SD Santa Ursula BSD menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif. Siswa di kelas VI-B diminta tanggapannya mengenai keaktifannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta alasan mereka tidak mau aktif terlibat dan saran untuk guru agar mereka aktif dalam pembelajaran. Pengukuran tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas dianggap penting, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta bagaimana guru dapat membantu agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
            Peneliti menyebarkan pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner yang berjumlah 7 pernyataan yang terbagi dalam 5 (lima) pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan terbuka.
Berikut adalah kuesioner yang diberikan kepada siswa.
KUESIONER KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

SD SANTA URSULA BSD TAHUN 2008 – 2009
















JAWABAN PERNYATAAN DI BAWAH INI YANG MENURUT KAMU BENAR



























1
Saya selalu bertanya kepada guru atau teman dalam kegiatan


Ya


Tidak









belajar di sekolah








































2
Saya selalu menanggapi pernyataan dari guru atau teman


Ya


Tidak






























3
Saya selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman

Ya


Tidak






























4
Saya lebih banyak diam selama kegiatan belajar di sekolah


Ya


Tidak






























5
Saya lebih banyak bicara sendiri (mengobrol) selama kegiatan

Ya


Tidak









belajar di sekolah








































6
Hal apa saja yang menyebabkan kamu tidak mau aktif (bertanya, menanggapi, dan menjawab)


Materi pembelajaran yang berlangsung di sekolah















1




















2




















3




















4




















5








































7
Menurut kamu, apa saja yang dapat dilakukan oleh guru agar kamu aktif (bertanya, menanggapi,



dan menjawab) dalam kegiatan belajar di sekolah ?















1




















2




















3




















4




















5









































































         Berikut adalah hasil kuesioner siswa kelas VI-B tahap 1 (satu) saat mulai dilakukannya riset tindakan.
Tabel 4.1
HASIL  KUESIONER KELAS  VI - B  Tahap 1
no
pernyataan
ya
tidak
% ya
% tidak
1
Saya selalu bertanya kepada guru atau teman dalam kegiatan belajar di sekolah
23
19
55%
45%
2
Saya selalu menanggapi pernyataan dari guru atau teman
28
14
67%
33%
3
Saya selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman
21
21
50%
50%
4
Saya lebih banyak diam selama kegiatan belajar di sekolah
15
27
36%
64%
5
Saya lebih banyak bicara sendiri (mengobrol) selama kegiatan belajar di sekolah
13
29
31%
69%
6
Hal-hal yang menyebabkan siswa tidak mau aktif di sekolah:





a. malu





b. takut dimarahi oleh guru





c. tidak percaya diri





d. tidak mengerti apa yang mau ditanyakan





e. bosan





f. malas





g. mengobrol dengan teman





h. takut diejek atau ditertawakan oleh teman




7
Hal-hal yang dapat dilakukan guru agar siswa aktif :





a. diadakan quiz





b. belajar diluar kelas





c. mengadakan tanya jawab





d. membuat dalam bentuk permainan





e. kerja kelompok





f. guru lebih ramah, tidak menekan, ada humornya, santai





g. mengingatkan siswa lain agar menghargai teman yang berbicara





Grafik 4.1
         Selain melakukan kuesioner, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan beberapa orang siswa yang diambil dari 2 oarng siswa pandai dan aktif dkelas, 2 orang siswa yang kurang (mengalami kesulitan belajar) dan aktif di kelas, serta seoang siswa yang kurang namun pasif . Berikut adalah hasil wawancara tersebut :
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS 6B






Siswa yang pandai – aktif





1
Siswa “A”





Pembelajaran lebih kreatif (mekanisme pembuatan soal dari yang mudah sampai  sukar), soal-soal dibuat dalam bentuk quiz, tanya jawab. Pelajaran Agama diberikan jangan hanya menjelaskan saja, namun ada interaksi antar siswa dan guru, Tanya jawab, sidkusi, dan memberikan perhatian yang menyeluruh kepada semua siswa (tidak terfokus pada siswa yang duduk di depan kelas saja).

2
Siswa “B”





Guru hendaknya lebih bersahabat, jangan pasang muka marah ketika masuk ke kelas, lebih bersahabat dan memotivasi siswa. Guru jangan hanya bercerita sehingga bikin ngantu.


Siswa yang kurang – aktif



1
Siswa “C”



Belajar lebih banyak dilakukan di luar kelas, diskusi, dan soal jangan terlalu sulit






2
Siswa “D”



Belajar dilakukan di luar kelas, ada aktifitas (diskusi / kerja kelompok). Teman-teman di kelas jangan meledek atau melecehkan teman yang bertanya








Siswa yang kurang - pasif




1
Siswa “E”




2
Pertanyaan dibuat dalam bentuk quiz dan diberi skor. Setiap anak yang menjawab, bentanya, atau menaggapi diberi tambahan nilai.

Siswa ”F”

Guru mengingatkan siswa agar mendengarkan teman yang bicara. Jangan mentertawakan


Teman yang bicara.













         Setelah mendapat masukan siswa berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, peneliti melakukan pembicaraan dengan guru yang mengajar bidang studi di kelas VI-B (bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Agama). Guru diminta untuk menerapkan proses pembelajaran berdasarkan masukan dari siswa. 
Setelah 3 (tiga) minggu diadakan pembicaraan dengan guru bidang studi tentang hasil kuesioner dan wawancara dengan siswa, peneliti melakukan kuesioner tahap kedua. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas berdasarkan masukan hasil kuesiner dan wawancara terdahulu dan sejauhmana guru dapat membantu siswa agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Berikut adalah hasil kuesioner siswa kelas VI-B tahap 2 (dua) :
Tabel 4.2
REKAP KUESIONER KELAS  6 - B  Tahap 2
no
pernyataan
ya
tidak
% ya
% tidak
1
Saya selalu bertanya kepada guru atau teman dalam kegiatan belajar di sekolah
28
14
67%
33%
2
Saya selalu menanggapi pernyataan dari guru atau teman
32
11
76%
24%
3
Saya selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman
31
11
74%
26%
4
Saya lebih banyak diam selama kegiatan belajar di sekolah
22
20
52%
48%
5
Saya lebih banyak bicara sendiri (mengobrol) selama kegiatan belajar di sekolah
20
22
48%
52%

Grafik 4.2

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Riset tindakan ini diadakan untuk meningkatan kualitas pendidikan khusus dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini mampu menawarkan pendekatan baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dikelas. Selaras dengan hal tersebut, bersadarkan hasil kedua jawaban dari kuesioner siswa, didapat hasil yang cukup meningkat dari tahap 1 kepada tahap 2. Walaupun peningkatan tersebut tidak terlalu besar, namun dapat menggambarkan peranan guru sangat penting sekali dalam memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Tabel 5.1
Pernyataan
Tahap 1
Tahap 2
Saya selalu bertanya kepada guru atau teman dalam kegiatan belajar di sekolah
55%
67%
Saya selalu menanggapi pernyataan dari guru atau teman
67%
76%
Saya selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman
50%
74%
Saya lebih banyak diam selama kegiatan belajar di sekolah
36%
52%
Saya lebih banyak bicara sendiri (mengobrol) selama kegiatan belajar di sekolah
31%
48%

Hasil yang diperoleh dari riset tindakan ini cukup menjawab tujuan riset tindakan ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta bagaimana guru dapat membantu agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil yang didapat untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah :
1.      Dalam kegiatan pembelajaran sering diadakan quiz
2.      Belajar dilakukan di luar kelas
3.      Mengadakan tanya jawab dan diskusi
4.      Pembelajaran dibuat dalam bentuk permainan
5.      Dilakukan kerja kelompok
Sedangkan bagimana peranan guru dalam membantu siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu banyak dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang bervariasi dan pendekatan guru kepada siswa, diantaranya :
1.      Sikap guru lebih ramah
2.      Guru tidak menekan kepada siswa yang lemah
3.      Dalam mengajar, guru perlu juga ada humornya
4.      Guru agar lebih santai dalam mengajar
5.      Guru mengingatkan siswa lain agar menghargai teman yang berbicara
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti akan melakukan diskusi dan memberikan umpan balik kepada guru yang mengajar di kelas VI-B guna merencanakan kegiatan pembelajaran yang merangsang siswa aktif terlibat. Kegiatan ini akan dilakukan pada saat awal tahun ajaran baru dimulai. Diharapkan hasil rencana kegiatan ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar di sekolah.
Namun demikain, riset tindakan ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan peneliti hanya melakukan analisa berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara siswa dan tidak melakukan observasi langsung kedalam proses pembeljaaran berlangsung. Selain itu, waktu yang digunakan antara kuesioner pertama dengan kedua terlalu singkat (3 minggu) sehingga kurang representatif untuk menggambarkan hasil penelitian secara akurat.


DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C. Asri, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutikno, M. Sobry,2005. Pembelajaran Efektif apa dan bagaimana mengupayakannya, Mataram,NTP Pres, Mataram.
Suparno, Paul, 2008, Action Research. Riset Tindakan untuk Pendidik, Grasindo, Jakarta
Soemanto, Wasty, 2003, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Wikipedia, 2009, Action Research, http://en.wikipedia.org/wiki/action

Tidak ada komentar: